Sumber : pixabay |
.
KISAH KITA MANUSIA - Apakah Anda berjuang untuk tetap terjaga pada siang hari, tetapi tertidur saat menonton TV atau melakukan sesuatu yang monoton ?
Jika hal itu terjadi, kemungkinan anda kurang tidur pada malam hari atau bisa pula mengalami Narkolepsi.
Gangguan atau masalah tidur ini, ternyata juga dialami banyak orang. Seperti dirilis dailymail, gangguan seperti ini mempengaruhi 30 ribu orang Inggris.
Jika jumlah penduduk Inggris saat ini sebanyak 67,5 juta, maka jika 30 ribu orang mengalami Narkolepsi, hal itu hanya sekitar 0,000444386. Ternyata angkanya kecil sekali, walaupun nol-nya banyak.
Dokter Michael Mosley, ilmuwan sekaligus penulis dan presenter di BBC, menuturkan pengalamannya ketika kali pertama bertemu seorang pasien dengan narkolepsi.
Michael mengatakan wanita muda itu bisa tertidur secara tiba-tiba, bahkan pada saat makan atau dalam rapat kerja.
Di sekolah, dia sering mendapat masalah, karena dia tidak bisa membuka matanya di kelas.
Dia mengatakan kepada saya, bahwa dia kadang-kadang kehilangan kendali atas otot-ototnya, atau tidak dapat mengendalikan kakinya dan jatuh ke tanah.
“Sayangnya, saat itu kami tidak mengerti banyak tentang kondisi ini dan tidak ada yang bisa mengatakan apa yang memicu serangan aneh ini, dan tidak banyak yang bisa dilakukan untuk membantunya,” kata Mosley.
Namun sekarang, berkat kerja para dokter dan ilmuwan terkemuka yang meneliti persoalan tidur, yakni Profesor Emmanuel Mignot di Universitas Stanford di AS dan Profesor Masashi Yanagisawa di Universitas Tsukuba di Jepang, Mosley akhirnya memahami apa yang sedang terjadi.
Berbagai penelitian itu juga membuat para dokter memahami pengobatan untuk narkolepsi.
Dan uniknya, penelitian tentang narkolepsi ini juga membuka jalan untuk membantu orang-orang yang memiliki masalah berlawanan, yaitu insomnia kronis.
Penemuan itu pun mengantarkan kedua ilmuwan ini, yakni Profesor Emmanuel Mignot dari Universitas Stanford di AS dan Profesor Masashi Yanagisawa dari Universitas Tsukuba di Jepang, memperoleh penghargaan terobosan bergengsi dalam Ilmu Kehidupan. Mereka memperoleh hadiah senilai $3 juta atau lebih kurang Rp 45,9 miliar, untuk kurs saat ini.
Kesukessan mereka dimulai ketika pada 1980-an, Emmanuel Mignot, yang saat itu seorang psikiater muda, mulai menangani pasien dengan narkolepsi.
Saat itu dia pergi bekerja di Stanford, yang memiliki departemen penelitian tidur yang luar biasa. Di tempat itu juga terdapat koloni anjing narkolepsi, terutama Doberman dan Labrador.
Menurut dia, seperti manusia, anjing dapat secara spontan mengembangkan narkolepsi.
Emmanuel Mignot telah melihat beberapa rekaman luar biasa, dari sekawanan anjing yang berlari dengan penuh semangat melintasi halaman hijau, sebelum tiba-tiba jatuh dan tertidur lelap.
Ternyata setelah diteliti, diketahui bahwa apa yang terjadi pada anjing-anjing itu akibat dai mutasi gen. Ternyata kebanyakan orang dengan narkolepsi, juga memiliki cacat gen yang sama.
Gen ini menyebabkan mereka memiliki tingkat protein yang sangat rendah, yang disebut orexin di otak mereka. Hal itu lantaran neuron penghasil orexin di otak mereka, terus-menerus dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh mereka sendiri.
Dengan kata lain, narkolepsi adalah gangguan auto-imun, seperti diabetes tipe 1 atau rheumatoid arthritis, di mana sel-sel kekebalan, yang biasanya diproduksi oleh tubuh untuk menghancurkan virus dan bakteri pembawa penyakit, justru memangsa bagian dari tubuhnya sendiri. Dalam kasus narkolepsi, sistem kekebalan menyerang sel-sel otak yang sangat sehat.
Apa yang memicu narkolepsi masih menjadi misteri: teori menyebutkan bahwa hal itu bisa disebabkan oleh masalah bawaan, perubahan hormonal, atau dapat berkembang setelah infeksi.
Tetapi yang sangat menarik, adalah bahwa meskipun narkolepsi itu sendiri relatif jarang, penelitian ini telah menghasilkan terobosan dalam pemahaman kita tentang kondisi tidur lain yang lebih umum, seperti insomnia.
“Kita sekarang tahu, misalnya, bahwa sementara orang yang menderita narkolepsi memiliki terlalu sedikit orexin di otak mereka, mereka yang menderita insomnia kronis sering kali memiliki terlalu banyak, yang membuat mereka tetap terjaga ketika mereka ingin tidur,” kata dia.
Para peneliti juga menduga orexin memainkan peran penting dalam depresi, ADHD dan gangguan kesehatan mental dan neurologis lainnya.
Dan penemuan ini, ilmuwan pun dapat mengembangkan obat baru, yang dapat membuat orang tetap terjaga, atau sebaliknya membuat mengantuk, dengan menargetkan sistem orexin.
Ada obat, misalnya, yang disebut TAK-994 yang meningkatkan kadar orexin dan yang dirancang untuk membantu penderita narkolepsi tetap terjaga dan waspada. Saat ini sedang dalam uji klinis di AS (Purwoko Adi Seno)
Komentar
Posting Komentar
Berikan komentar secara sopan dan no SARA